Kamis, 24 Juni 2010

Ketika Cinta Tak Harus Memiliki

Cinta tidak harus memiliki. Aku paling membenci kata-kata itu. Jika setiap orang yang saling mencintai menyetujui kata-kata itu, aku yakin mereka berucap dengan setengah hati.Cinta itu adalah rasa yang dimiliki tidak dengan mudahnya dan tidak bisa dirasakan ke semua pria atau wanita. Rasa cinta itu sangatlah unik menurutku, ia datang tanpa aku inginkan. Ia berkembang tanpa aku harapkan. Karena aku tidak ingin terlalu cinta terhadap seseorang dan merasakan sakit yang mendalam ketika orang itu tidak untuk kita selamanya. Dia bukan tipe cowok yang pecicilan dan banyak bicara. Ia pendiam, namun sorot matanya selalu tampak ingin banyak bicara padaku.
Awal pertemuan aku tidak banyak bicara dengannya. Namun, akhirnya kita banyak bicara melalu ponsel dan sms. Mulai dari situlah aku merasa ia mempunyai rasa lebih untukku. Apa yang membuatku jatuh hati padanya? hal itu timbul karena kesabarannya menunggu. Empat kali dia mengutarakan perasaannya padaku. Hal itu ia utarakan dalam tempo perbulan. Bulan pertama ia mengutarakan perasaannya tepat di depan rumahku dan aku menolaknya, begitu terus hingga bulan ke empat, aku mulai luluh dan menyakini diri ini bahwa dia pasti yang terbaik! Pada awalnya aku masih menarik ulur dia. Sifatku yang manja dan tidak mau mengalah aku tunjukkan padanya. Namun ciuman hangat di keningku yang ia berikan ketika aku mulai bertingkah membuat aku hanya bisa tersenyum dan meminta maaf. Pengertiannya yang dia selalu berikan membuat aku mulai sayang dan tidak ingin kehilangannya. Hingga pada suatu malam…
Jo : " Yang, maafin aku..."
Aku : " Untuk apa? "
Jo : " Aku memutuskan untuk memilih keyakinan yang lain. Aku ingin kamu ikut denganku. Aku tidak mau kita berbeda. "
Aku : " Keyakinan? maksud kamu..."
Rasa kesal, sedih, tidak percaya dan takut menghampiri aku pada malam itu ketika dia memberitahu dia berpindah keyakinan. Yang membuatku sakit adalah dia ingin mengajakku untuk mengikutinya. Sungguh kepala ini rasanya panas dan air mata terus mengalir hingga membuat mataku sembab tidak karuan pada malam itu. Aku hanya bisa memeluk mamahku dan menangis sejadi-jadinya. IMPIANKU HANCUR ! DIA DIA MENGHANCURKAN SEMUA IMPIAN INDAHKU! PISAH! Aku memilih tuk berpisah dengannya Betahun-tahun aku lewatkan, aku pun sudah bersama yang lain. Namun bayangannya tidak pernah hilang sepenuhnya dalam raga ini.
Entah mengapa aku merasa ia ada di dekatku. Seperti saat ini, jujur air mata ini membasahi wajahku. Selalu seperti ini jika aku mengingatnya. Dan di ulang tahun ku kemarin, aku menunggu ucapannya untukku seperti ulang tahun ku yang lalu-lalu. Tapi... dia menghilang! Dia benar-benar menghilang sejak ucapan perpisahannya padaku lima bulan yang lalu. Dia berkata dia akan pergi jauh, dia hanya melontarkan maaf padaku dan mendoakanku agar bahagia.
" AKU SAYANG SAMA KAMU. SAMPAI SEKARANG AKU MASIH SAYANG DAN AKU SELALU SAYANG SAMA KAMU. KALAU KAMU TAHU INI, KAMU TIDAK AKAN PERNAH AKU LUPAKAN. KAMU ADALAH ORANG TERBAIK YANG PERNAH AKU MILIKI DAN CINTAI. KAMU ORANG YANG SELALU ADA BUAT AKU DI SAAT APAPUN AKU MERASA SENDIRI. WALAUPUN AKU KITA TIDAK BISA BERSAMA, TAPI RASA SAYANG INI TIDAK PERNAH PUDAR UNTUK KAMU "
Aku sadar, hidup harus dijalani terus walaupun tanpanya dan aku selalu berdoa, Tuhan menurunkan pasangan hidup untukku yang mencintaiku apa adanya seperti Jo mencintaiku apa adanya namun tidak seperti Jo yang meninggalkan aku karena perbedaan. Karena aku ingin bahagia bersama cinta matiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar