Hati2 untuk para orang tua, terutama untuk yg punya anak perempuan... namun tidak menutup kemungkinan anak laki2 melakukan hal yg sama sih....
Dr Boyke Dian Nugraha geleng-geleng kepala mendengar penuturan pasiennya.
Sebut saja Indah, 36 tahun, asal Sukabumi yang menangis histeris menceritakan kelakuan putrinya, Nita, 11 tahun.
Bersama dua teman sekelasnya di sekolah menengah pertama, Nita melakukan aib memalukan keluarga dan sekolah. "Semua salah kami, memberikan kebebasan kepadanya menonton tayangan apa pun tanpa diawasi, termasuk di Internet," papar Indah sesenggukan. Tangisnya pecah begitu mendengar pengakuan putri kesayangannya meniru adegan bercinta di film Sex in the City bersama kakak kelasnya.
Menurut Boyke, kasus Nita belum seberapa. Ada pasien lain yang mengeluhkan putrinya yang baru berusia 7 tahun saat ngobrol dengan teman sebayanya cekatan menyebut foreplay, petting, making love, dan sejenisnya.
Pemilik Klinik Pasutri di bilangan Tebet ini pun menyebut kisah lain:
seorang remaja putri berusia 12 tahun yang diledek temannya karena belum pernah pacaran dan berciuman. Karena penasaran, remaja itu mencari tahu di Internet. Tertarik mempraktekkan, ia meminta dan membayar sopir rumahnya.
"Tidak hanya ciuman, si sopir bejat itu justru mengajak tahap yang lebih hot, yaitu bercinta. Akibatnya, si kecil ketagihan, kebablasan, hingga
hamil dan bikin gempar semua (anggota keluarga)," ujar pakar seks tersebut masygul.
Sederet cerita tersebut bukan ilusi, tapi peristiwa yang kian dekat dan sering terjadi. Kini para belia itu sangat piawai dan tahu akan seks melebihi orang tuanya. "Ini bukan pendidikan seks, melainkan pengetahuan soal seks yang kebablasan dan berakibat fatal," kata dokter berkulit putih
ini dengan nada gemas.
Tiga tahun lalu ia hanya melayani pasien dewasa seputar keluhan masalah mereka. Tapi sekarang, pasutri yang datang "curhat" soal sederet cerita aneh soal seks buah hatinya. Boyke mengakui kemampuan anak masa kini, yang disebut di era generasi platinum, begitu cepat dan mudah menyerap pengetahuan dan teknologi.
Alhasil, jangan heran jika para bocah bau kencur itu sudah pandai berselancar ke situs-situs dewasa. "Yang paling penting, memberikan
pendidikan seks buat anak harus perlu pendampingan," Boyke berpesan.
Senada dengan Boyke, Elly Risma, Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati yang aktif memberikan pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak-anak sekolah, menyebut pentingnya pendampingan dari orang tua, guru, dan lingkungan. "Mereka harus mengikuti perkembangan atau melakukan update seputar informasi terbaru seksologi supaya ilmunya tidak ketinggalan," ujarnya.
Alzena Masykouri, pengajar luar biasa di Fakultas Psikologi Universitas Paramadina, Jakarta, mengatakan keluarga merupakan pagar pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di dalam dan di luar rumah.
Pesatnya pengetahuan seks mereka, terutama dampak kemajuan teknologi yang dekat dengan dunia generasi platinum, perlu diwaspadai. "Orang tua jangan "gaptek". Perlu mengimbangi (anak). Sebaiknya mendampingi (mereka) dan menyaring informasi agar anak tak salah langkah," ujarnya.
Alzena mengingatkan, dari sisi kejiwaan, si anak harus pandai menyerap dan memilah informasi mana yang benar dan tidak tepat buatnya. Untuk moral, jangan sampai anak terlalu larut berpikir bebas mengadopsi informasi dunia Barat. HADRIANI P
Tips Aman
Dr Boyke Nugraha memberi tip agar buah hati aman memahami mengenai seks. Lengkapi diri Anda dengan pengetahuan terbaru. Jangan lupa pelajari masalah anatomi, fisiologi, biologi, moral, dan etika. Jangan salahkan kemajuan teknologi. Tanamkan nilai-nilai moral dan dampingi saat mereka mengakses internet. Berilah batasan-batasan soal pemanfaatan teknologi, misalnya mengakses Internet hanya buat mengerjakan tugas sekolah. Tempatkan komputer di ruang keluarga dan bukan di ruang pribadi. Hati-hati memberikan telepon genggam. Seringlah berdiskusi dan manfaatkan momen itu untuk memberi pendidikan seks sesuai dengan usia, kemampuan, dan cara berpikirnya. Tanamkan rasa tanggung jawab pada si kecil. Beri pengertian bahwa tiap perbuatan, termasuk soal seks, selalu ada risiko dan tanggung jawab yang harus dipikulnya.
Berdasarkan cerita diatas penulis menyimpulkan bahwasanya peran orang tua sangatlah penting palagi masalah sexual.Dihimbau agar memberikan suatu pemahaman yang benar2 matang di usia dini.Mupeng adalah suatu expresi yang harus segera ditanggapi dengan sangat serius agar tidak terjadi hal2 yang merugikan orang lain.Oleh karena itu apabila anda setuju dengan penjelasan penulis diatas kasih komentar dan pendapat demi terciptanya sutu kehidupan anak muda yang kondusif aman dan terkendali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar