Pembahasan soal seks dan cinta memang sangat menarik. Keduanya dapat dilihat dari beragam sudut pandang. Banyak yang menganggap seks dan cinta adalah dua hal yang berbeda.
Di mata sebagian orang, cinta kerap dipandang sebagai kebutuhan hati, sedangkan seks hanya sebatas kebutuhan nafsu semata. Ada pula yang mencoba menjadikan cinta sebagai jembatan untuk mendapatkan seks. Namun, jarang sekali orang menggunakan seks sebagai cara untuk mendapatkan cinta.
Pada kenyataannya, seperti yang terungkap dalam buku Guide to Sex, hampir setiap pasangan yang merindukan relasi seksual yang luar biasa juga meyakini bahwa hal ini tumbuh dari relasi persahabatan yang terbina baik.
Jadi, bila Anda merasa lapar dan mendambakan pasangan serta pengalaman seksual yang luar biasa, bertemanlah, lalu jatuh cinta. Ini merupakan awal yang baik dari semua itu. Jadi, tidak heran bila sepasang laki-laki dan perempuan yang berteman lama dan membina relasi persahabatan yang cukup baik tiba-tiba merasa jatuh cinta satu sama lain.
Oleh karena itu, buku karangan Anne Hooper itu menyarankan jika Anda benar-benar sangat ingin dekat dengan seseorang dan menikmati kehidupan seks yang begitu indah, akan lebih baik jika Anda mengawalinya dengan membina persahabatan yang ada.
Dan dalam banyak budaya, kelanjutan persahabatan ini menjadi makin sah dengan prosesi pernikahan yang meresmikan hubungan itu hingga layak dan boleh makin intim.
Jadi, cinta membuka jalan bagi terwujudnya pengalaman seks. Di mana pun, sepanjang cinta pertama itu hadir, biasanya akan membuka peluang bagi terjadinya pengalaman pertama melakukan hubungan seks. Jika Anda berasal dari latar belakang atau agama yang hanya memberikan lampu hijau pada seks pascapernikahan, masalah seks tentu akan menjadi uji mental dan kesabaran Anda.
Pada hari-hari sebelum ditemukannya alat kontrasepsi yang aman, pria dan wanita biasanya harus bersusah payah melakukan apa yang disebut percumbuan (petting). Ini berarti bahwa mereka membuat cinta dengan menggunakan tangan dan mulut mereka.
Meski begitu, mereka tidak sampai pada tindakan yang lebih jauh. Mereka tidak melakukan apa yang disebut seks penetratif atau hubungan badan. Keuntungan dari pasangan yang tidak melakukan seks penetratif adalah mereka dapat memahami reaksi sensual satu sama lain. Mereka juga menjadi pasangan yang terampil tanpa khawatir akan terjadi kehamilan. Namun, kerugiannya adalah mereka sering kali tidak merasa puas karena pengalaman mereka menjadi tidak sempurna.
Pentingnya mengenal pasangan
Pengalaman seksual yang pertama sering kali berjalan kurang mulus dan tidak sempurna. Ini sangat wajar karena kurangnya pengetahuan Anda dan Anda sendiri tak mengenal tubuh pasangan dengan baik.
Dari pihak si wanita, kerap kali banyak yang mengalami pengalaman menyakitkan atau kurang nyaman saat pertama kali berhubungan. Ini terjadi karena seks pertama kali saat selaput dara yang menutupi bagian dalam vagina harus diterobos atau dirobek. Di sinilah pentingnya pengenalan satu sama lain. Tak sekadar kenal nama dan status masing-masing, tapi secara fisik satu sama lain mesti memahami apa yang dibutuhkan pasangan.
Jadi, meski kelihatannya cinta dan seks itu terpisah, sebenarnya dua pengalaman ini terkait erat satu sama lain. Relasi yang baik akan membawa ke pengalaman seksual yang luar biasa. Sebaliknya, seks yang luar biasa tak bisa lepas dari pengenalan diri masing-masing (yang membawa ke pengalaman cinta).
kompas
Sabtu, 15 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar