Sabtu, 01 Mei 2010

CERITA DI BALIK CELANA DALAM

CERITA DI BALIK CELANA DALAM : TERNYATA PAKAI G-STRING REPOT JUGA

Sebelumnya, mohon maaf ya dengan judul blog saya kali ini. Benar-benar saya tidak bermaksud untuk berporno ria, saya hanya ingin berbagi cerita mengenai benda pribadi yang satu itu…celana dalam…

Pernahkah Anda mengalami tertukar celana dalam dengan orang lain? Dengan teman sebaya di tempat kos mungkin bisa saja terjadi. Kasus pembantu di rumah saya ini cukup unik, karena yang tertukar adalah celana dalam bapak dan anak laki-lakinya. Herannya, anaknya itu masih berumur 5 tahun. Untuk usia 5 tahun, anak bungsu pembantu saya itu memang tergolong besar alias gendut. Celana dalam anak-anak tidak ada yang pas untuknya, karena itu ibunya membelikan celana dalam orang dewasa (saya tidak tahu mereknya apa) berukuran L. Saya kurang tahu apakah jenis celana dalam yang dibeli oleh pembantu saya itu adalah jenis untuk orang dewasa yang bertubuh kecil, yang jelas celana dalam berukuran L itu tidak muat juga pada si anak. Alhasil si bapaklah yang kebagian rejeki dapat celana dalam baru. Lalu untuk si anak diberikanlah celana dalam si bapak yang sudah agak-agak molor alias longgar, dan paaaaasssss…dipakai oleh si anak . Nah, karena berukuran sama, jadilah setiap hari si bapak mengomel karena celana dalamnya tertukar dengan si anak .
Ketika saya akan berangkat KKN dulu, saya tidak pernah membayangkan akan dapat melihat berbagai bentuk dan ukuran celana dalam teman-teman sepondokan. Saya cuma menyiapkan banyak celana dalam yang berwarna pink untuk bekal KKN. Satu-dua hari pertama tidak ada komentar apa-apa. Maklum saja, jemuran dipakai bersama-sama 6 orang teman sepondokan, alhasil celana dalam juga dijemur bersama-sama. Hari ketiga, teman sepondokan saya, Mas Subi, sambil berbisik-bisik bilang pada saya kalau dia tahu yang mana celana dalam saya. Hah? Dia bilang, celana dalam saya itu yang ukurannya paling kecil dan warnanya pink . Hah? Hahahaha… Rupanya di antara semua teman perempuan sepondokan cuma saya saja yang hobi pakai celana dalam mini…makanya kelihatan paling imut… . Herannya, kok dia bisa tahu ya kalau yang mini+pink itu punya saya…?
Di tempat KKN itu juga saya baru tahu kalau ternyata cowok bisa juga membahas celana dalam . Waktu itu Mas Anton dan Mas Subi sedang mencuci bareng. Kebetulan kamar saya pas di samping tempat cuci baju. Jadilah saya secara tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Kira-kira begini:
Mas Subi: “Wah, cd-mu kok kuno gitu, Ton?”
Mas Anton: “Eh jangan salah, biar kuno tapi enak dipakainya.”
Mas Subi: “Ganti sih Ton, bentuknya aja gak bagus gitu. Kayak punyaku ini lho, gtman…anti slip…” (dalam hati saya mikir, ‘anti slip maksudnya???’)
Mas Anton: “Aku dah pernah nyoba pake gtman, tapi gak enak, sempiiiiiitttttt… enakan juga pake hings, longgar…”
Selanjutnya saya mendengar berbagai percakapan cenderung jorok khas laki-laki diikuti suara tertawa terbahak-bahak Mas Anton dan Mas Subi. Saya jadi mikir, kirain perempuan saja yang membahas tentang ‘perdalaman’, ternyata laki-laki juga yah
Ada lagi cerita yang berakhir dengan ramalan celana dalam. Kok bisa?! Ceritanya saya punya teman yang mengaku punya kemampuan meramal. Setiap kali berkenalan dengan orang lain, dia selalu saja menyempatkan diri untuk meramal orang tersebut. Ketika berkenalan dengan saya juga begitu. Dia meramalkan arti dari nama saya, sampai dengan letak tahi lalat mantan-mantan saya — mana saya ingat… –, tapi semuanya berujung dengan ketidakjelasan atau dengan kata lain saya tidak mengerti sebenarnya teman tersebut meramal atau mengorek-ngorek rahasia pribadi saya . Nah, suatu ketika, teman saya yang lain juga kebagian jatah ramalan. Setelah lama ngalor-ngidul tidak jelas, teman saya yang diramal itu mulai bosan, karena sebenarnya dia tidak percaya ramalan. Untuk menguji apakah teman yang mengaku bisa meramal itu benar-benar bisa meramal atau tidak, maka teman yang diramal menyuruhnya menebak warna celana dalam yang dipakainya pada saat itu . Setelah lama kemudian, akhirnya si peramal menyerah dan berkata bahwa jin-nya sudah capek dan tidak mau disuruh meramal lagi . Saya jadi mikir, kenapa waktu saya diramal-tidak-jelas itu saya tidak menyuruhnya menyebutkan warna bra saya ya???
Di antara semua model celana dalam, saya paling tidak bisa yang namanya pakai celana dalam berenda dan yang model g-string atau thong. Pernah ketika saya membeli bra ternyata dapat bonus celana dalam. Sampai di rumah saya bengong, bonus celana dalam g-string gitu siapa yang mau pakai? Saya? Gak lah yaw…apa enaknya sih pake celana dalam yang bagian belakangnya cuma setali saja, yang dijamin pasti bakalan nyelempit dengan sukses di belahan pantat… .
Itu sudah dibuktikan oleh teman saya. Suatu ketika teman saya itu diberi hadiah celana dalam g-string oleh tantenya. Di majalah-majalah mode terlihat modelnya santai-santai saja memakai g-string, dan teman saya berpikir ‘pakai g-string seksi…’. Besoknya dia bilang kepada saya, “Wiedya, jangan sekali-kali deh lu pakai g-string, nyelempit di pantat mulu, dah gitu geli boooooowwww…serasa di pantat gue ada cacing yang mo betelor…gue heran, kok ada orang yang mo pake cd kayak gitu…” .
Nah lho? Karena saya bukanlah penganut mode terkini, maka saya tidak peduli dan tidak ingin memakai yang namanya g-string atau thong. Lalu bagaimana nasib g-string bonus bra yang saya beli waktu itu? Menyedihkan, karena saya bahkan tidak ingat dimana saya meletakkan si g-string. Tampaknya cara meletakkan dengan metode-asal-lempar-dengan-penuh-rasa-tidak-minat telah sukses melenyapkan si g-string…
source : homeforpiglet.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar